Metode Harga Pokok Proses
Pengertian Perusahaan Manufaktur Proses
Persediaan Barang Dalam Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur proses adalah perusahaan yang
memiliki kegiatan pokok membeli bahan baku dan mengolahnya menjadi
barang jadi untuk dijual dengan harga tinggi, dan menggunakan metode
harga pokok proses untuk menentukan harga pokok produk.
Ciri-ciri perusahaan manufaktur proses antara lain kegiatan produksi
dilakukan terus menerus dan spesifikasi produk yang dihasilkan sama
antara satu dan lainnya (standar).
Pengertian Metode Harga Pokok Proses adalah cara penentuan harga pokok
produk dimana total biaya produksi dibebankan kepada proses produksi
selama periode yang bersangkutan dan dibagikan sama rata kepada produk
yang dihasilkan dalam periode tersebut.
Contoh: Perusahaan industri elektronika, Industri peralatan kantor,
Industri mebel dan furniture, Industri peralatan rumah tangga
(houseware), Industri pakaian jadi (garment), Industri kertas, Industri
sepatu dan sandal, Industri lampu pijar, Industri permen (candies).
Klasifikasi Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur Proses
Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur
proses sama seperti biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan
manufaktur pesanan, seperti biaya produksi, biaya penjualan dan biaya
administrasi/umum.
Klasifikasi biaya dalam perusahaan manufaktur proses sebagai berikut:
1. Biaya Produksi (Production Costs)
1.1. Biaya bahan baku (Raw Material Cost) Biaya bahan baku adalah biaya yang terjadi karena pemakaian bahan baku dalam proses produksi dan menjadi bagian utama dari barang yang dihasilkan. Contohnya pemakaian kayu dan jok busa untuk perusahaan industri mebel dan furniture.1.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost) Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk karyawan yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Contohnya gaji karyawan bagian pemotongan (cutting), uang lembur, uang jasa produksi, uang makan, dan sebagainya untuk perusahaan industri mebel dan furniture.
1.3. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya (Actual Factory Overhead Cost) Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya dikeluarkan atau dibebankan untuk kegiatan produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Contohnya pemakaian dempul, paku, vernis, cat, amplas, biaya listrik, biaya asuransi pabrik, dan sebagainya untuk perusahaan industri mebel dan furniture.
1.4. Biaya Overhead Pabrik Dibebankan (Applied Factory Overhead Cost)
Dalam perusahaan manufaktur proses, ada kesulitan
dalam penentuan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi pada akhir
periode, seperti biaya listrik, air, dan lain-lain. Kesulitan ini
diatasi dengan cara pembebanan biaya overhead pabrik (taksiran) ke dalam
biaya produksi, dengan cara mendebet Persediaan BDP- Biaya Overhead dan
mengkredit Biaya Overhead Pabrik.
Selisih antara biaya overhead sesungguhnya (sebelah debet) dengan biaya
overhead dibebankan (sebelah kredit) nampak pada buku besar biaya
overhead pabrik ditutup dan dibebankan ke dalam biaya produksi pada
akhir periode.
Biaya Utama (Prime Cost)
Istilah biaya utama (prime cost) digunakan untuk biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung. Hal ini karena kedua unsur biaya
ini merupakan biaya paling utama dalam proses produksi.
Biaya Konversi (Conversion Cost)Istilah biaya konversi (conversion cost) digunakan untuk biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Hal ini karena kedua unsur biaya ini diperlukan untuk merubah atau mengkonversikan bahan baku menjadi barang jadi.
2. Biaya Administrasi dan Umum (General and Admnistrations Expense)
2.1. Biaya Gaji Karyawan Administrasi & Umum (Office Salary Expense)Contoh: Gaji manager, kasir, office boy, satpam, pembukuan, dan sebagainya.
2.2. Biaya Utilitas Kantor (Office Utility Expense)
Contoh: Biaya listrik, telepon, air untuk bagian kantor.
2.3. Biaya Perlengkapan Kantor (Office Supplies Expense)
Contoh: pemakaian alat tulis kantor, tinta printer, pita mesin tik, formulir-formulir, buku, kertas, dan sebagainya.
2.4. Biaya asuransi bagian kantor (Office Insurance Expense)
Contoh: Alokasi biaya asuransi untuk bagian kantor.
2.5. Biaya-biaya lain yang berhubungan dengan kegiatan administrasi kantor.
3. Biaya Penjualan (Selling Expense)
3.1. Biaya Gaji Karyawan Penjualan (Selling Salary Expense)Contoh: Gaji manager, salesman, uang makan, komisi penjualan, dan sebagainya
3.2. Biaya promosi (Promotion Expense)
Contoh: Biaya pembuatan spanduk/banner, biaya iklan media cetak, dan sebagainya yang berkaitan dengan kegiatan promosi.
3.3. Biaya komisi order ( Commision Expense)
Contoh: komisi untuk pemberi order, dan sebagainya
3.4. Biaya transport penjualan (Transportation Expense)
Contoh: Biaya bahan bakar mobil boks, biaya servis mobil, uang transport harian, dan sebagainya.
3.5. Biaya asuransi bagian penjualan (Selling Insurance Expense)
Contoh: Alokasi biaya asuransi mobil boks, biaya asuransi kantor bagian penjualan.
Persediaan Barang Dalam Perusahaan Manufaktur
Kembali Ke PengertianJenis-jenis persediaan dalam perusahaan manufaktur dapat dikelompokkan menjadi:
1. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Inventory)
Istilah ini sering juga disebut Persedian Bahan
(Material) saja.
Persedian bahan adalah akun yang menunjukkan nilai harga pokok
persediaan bahan baku yang tersedia pada suatu saat tertentu dan siap
digunakan untuk proses produksi.
Nilai persediaan akhir bahan diperoleh dari persediaan awal bahan
ditambah dengan jumlah pembelian bersih bahan dan dikurangi dengan
jumlah pemakaian bahan yang telah digunakan untuk produksi dalam satu
periode.
Contoh: Persediaan kayu ramin, kayu rasamala, kayu meranti, kayu ebony,
jok busa, jok limbah kayu, untuk perusahaan industri mebel dan
furniture.
2.Persediaan Bahan Penolong (Sub Material Inventory)
Persedian bahan penolong adalah akun yang menunjukkan
nilai harga pokok persediaan penolong yang tersedia pada suatu saat
tertentu dan siap digunakan untuk membantu proses produksi.
Nilai persediaan akhir bahan penolong diperoleh dari persediaan awal
bahan penolong ditambah dengan jumlah pembelian bersih bahan penolong
dan dikurangi dengan jumlah pemakaian bahan penolong yang telah
digunakan untuk produksi dalam satu periode.
Contoh: Persediaan dempul, vernis, paku, amplas, cat melamix, cat
semprot, dan sebagainya, untuk perusahaan industri mebel dan furniture..
0 Komentar